Jumat, 05 Juli 2013

KETUA UMUM PB NAHDLATUL ULAMA (NU) : ESQ TIDAK MENYIMPANG DARI ISLAM



Setahu saya Ary Ginanjar itu mendakwahkan masalah hati tidak dilepaskan dari ajaran Al Quran. Jadi menurut saya berlebih-lebihan kalau itu diharamkan. Setahu saya banyak yang ikut ESQ. Itu seperti ngaji aja, untuk tambah ilmu, itu sah-sah saja. Itu kan bagian dari pengelanaan dan pengembaraan pencarian ilmu”
Berkaitan dengan meluasnya berita tentang fatwa haram ESQ beberapa tokoh mendapat serbuan pertanyaan. Mantan Ketua Umum PB Nahlatul Ulama KH Hasyim Muzadi mengaku, usai ceramah langsung mendapat pertanyaan dari berbagai pihak termasuk media massa.NU adalah organisasi muslim dengan lebih dari 51 juta pengikutnya di seluruh indonesial
Dalam pembicaraannya melalui telepon dengan Direktur Public Relation ESQ Hasanuddin Thoyyieb, Hasyim Muzadi mengaku telah memberikan penjelasan bahwa tidak ada masalah atau penyimpangan dalam penyelenggaraan training ESQ. Bahkan PBNU telah mengirimkan surat resmi pada JAKIM (MUI Malaysia, Red) sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan dan perkembangan ESQ di Malaysia.
Sedianya Hasyim Muzadi akan hadir di Metro TV pada acara ‘Metro Hari Ini’ untuk memberikan penjelasan. Namun, berhubung ada undangan di Cirebon, Hasyim urung hadir di Metro TV. Kepada Hasanuddin, Hasyim mengatakan, besok pagi, ia sudah kembali ke Jakarta dan siap memberikan jawaban dan penjelasan.
Berikut wawancara singkat reporter esqmagazine.com dengan Hasyim Muzadi saat berlangsung Training ESQ Eksekutif Angkatan 91 di Menara 165, Jalan TB Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat 25 Juni 2010:
Apa pendapat Anda mengenai training ESQ yang menyinergikan ilmu intelektual dengan bukti-bukti yang ada di Al-Qur’an?
Ini bagus, artinya ada dua metode yaitu dari ayat ke alam dan dari alam ke ayat. Kalau dari ayat ke alam, keimanan kemudian ia belajar mengenai sains dan bila seseorang telah menemukan sains tinggal dilatih mengenai keimanannya saja.
Kedua metode ini sangat bagus, jadi orang akan paham bahwa apa yang tertera pada kitab suci itu faktual, faktual itu baik dulu, sekarang maupun akan datang.
Dimulainya training dengan menyanyikan lagu wajib akan menumbuhkan jiwa nasionalisme bagi para peserta?
Seharusnya memang begitu, karena setiap gerakan universal harus landing. Kalau tidak landing kita akan menghadapi problem faktual dilapangan karena kita adalah orang Indonesia, nah bagaimana landingnya ke Indonesia sesuai dengan tingkat budaya dan heterogenitasnya.
Dahulu, cara ini dipakai ulama-ulama terdahulu sehingga ada Islamisasi tanpa konflik. Pada asalnya Hindu dan Budha ada lebih dahulu baru itu Islam, tetapi tidak ada perang agama. Ini karena yang di usung atau dibumikan adalah keindonesiannya.
Anda pernah mengatakan kalau banyak orang yang mampu hafal Al-Qur’an tetapi tidak dapat memaknai Islam. Apakah ESQ dapat membantu mengenai hal ini?
ESQ bergerak di bidang metodologi, bagaimana keimanan difaktakan, tetapi yang dicantumkan dalam Al-Qur’an serba ada. Saya rasa apabila ESQ masuk dalan hal ini akan sangat bermanfaat.
Apa harapan Anda terhadap ESQ terkait pembangunan moral bangsa?
Sesuai dengan perkataan Pak Ary, bahwa sepuluh tahun nanti mental Indonesia akan berubah. Saya berharap ESQ tidak hanya untuk Indonesia, tetapi dibawa ke seluruh dunia. Bukan Indonesia saja yang membutuhkan, tetapi Timur Tengah juga memerlukan ini karena di sana ada kesenjangan antara teks dan fakta. Di Barat pun juga perlu, di mana spiritualisasi tanpa harus menghilangkan moderenisasi tinggal kita sesuaikan metodologinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar